Khamis, 5 Julai 2018

PERLUKAH KITA MENCERCA SIAPA-SIAPA?

Dalam senarai larangan Nabi SAW, ada direkodkan sabda baginda; "Janganlah kamu mencela/mencerca syaitan. Berlindunglah dengan Allah dari kejahatannya" (Mukhtasar Soheh al-Jami' as-Saghier (Imam as-Suyuti); 5290. Hadis hasan).

Syaitan yang begitu jahat dilarang kita mencelanya, maka apakah ada manusia yang lebih jahat dari syaitan untuk boleh kita mencelanya?

Pertanyaan itu membawa kita kepada satu lagi sabda baginda SAW; "Seorang mukmin tidak suka melaknat dan mencela, malah berkata-kata kesat" (Musnad Ahmad; 3839. Hadis soheh).

Patutlah di dalam al-Quran -dalam berdepan kutukan dan cercaan Musyrikin yang bertubi-tubi-, Allah tetap menyuruh NabiNya memaafkan mereka dan terus mengajak (berdakwah) tanpa menghirau reaksi dari kejahilan mereka.

"Maafkanlah (mereka), suruhlah (mereka) kepada makruf dan jangan dihirau (reaksi dari) orang-orang jahil itu" (surah al-A'raf, ayat 199).

Dari kita membazirkan perkataan-perkataan kita untuk mencerca, lebih baik kita gunakan untuk mengajak, menerang, menjelaskan dan memahamkan. Itu rasanya lebih memberi manfaat untuk kita, agama kita dan umat kita.

Tiada ulasan:

BELAJAR DAN MENGAMBIL IJAZAH MELALUI YOUTUBE?

Soalan: amalan-amalan yang diijazah oleh ulamak atau guru melalui youtube adakah sah untuk diamalkan. Apa itu dikira sebagai ijazah dari gu...